JAKARTA - Wakil Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo, hari Senin (17/6), melakukan
Launching Pengiriman Perdana SMS Broadcast Penyesuaian Subsidi BBM. Hal ini
dilakukan dalam rangka sosialisasi kebijakan penyesuaian subsidi BBM melalui
fasilitas saluran telekomunikasi seluler yaitu SMS (short message service)
dengan nomor 1708.
Berdasarkan Siaran Pers Nomor : 29/HUMAS KESDM/2013 tanggal 17
Juni 2013, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, tentang pemilihan SMS Broadcast sebagai salah
satu media dikarenakan perangkat telekomunikasi kini telah menjadi salah satu
kebutuhan primer masyarakat, sehingga
dapat menjangkau masyarakat tanpa sekat golongan maupun segmentasi tertentu, untuk memperoleh informasi
mengenai rencana penyesuaian subsidi BBM.
SMS Broadcast mulai berlaku Senin (17/6) sampai dengan dua minggu ke depan, dengan kurang lebih 240 juta nomor aktif pengguna telekomunikasi seluler dan Fixed Wireless Access akan dikirimi secara bertahap satu kali pengiriman SMS, yang dikirimkan atas nama pengirim Tim Sosialisasi BBM.
Materi SMS berisi penjelasan kepada masyarakat mengenai subsidi
BBM tidak tepat sasaran, lebih banyak dinikmati orang kaya, dan hanya
menciptakan ketidakadilan. Sebagai sarana pengaduan, ketik BBM (spasi) isi
pesan kirim ke nomor 1708.
Sebagaimana siaran pers ini disampaikan oleh Kepala
Biro Hukum & Humas Kementerian ESDM Susyanto, belum lama ini (23/5), Mendagri RI menekankan
pentingnya para Gubernur, Bupati/Walikota mengikutsertakan tokoh masyarakat,
tokoh agama, dan tokoh adat di wilayah masing-masing,terkait dengan penyesuaian
subsidi BBM, antara lain :
· Melakukan
langkah antisipasi dan penanganan terhadap dampak kebijakan penyesuaian subsidi
BBM di wilayah masing-masing;
· Antisipasi
dan penanganan dampak kebijakan penyesuaian subsidi BBM dilakukan pada sebelum
pengumuman, saat pengumuman, dan pasca pengumuman selama pelaksanaan kebijakan
tersebut;
· Melakukan
pengawasan dan pengamanan pendistribusian BBM guna menginhari adanya penimbunan
BBM dan gangguan keamanan lainnya oleh pihak yang tidak bertanggung jawab;
· Meneruskan
arahan mengenai antisipasi dan penanganan dimaksud sampai tingkat
desa/kelurahan;
·
Melaporkan dengan segera setiap perkembangan situasi
pada kesempatan pertama kepada Mendagri CQ Dirjen Kesbangpol melalui Puskomin.
Sementara itu, secara
terpisah, Menteri Keuangan RI Chatib Basri memiliki argumen yang mendasar
tentang kenaikan BBM menjadi 6.500/liter dan solar Rp 5.500/liter. Apa yang akan terjadi bila harga BBM tidak
naik?
Menteri Keuangan memberikan paparannya, bahwa ada beberapa akibat yang akan terjadi apabila harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi tidak dinaikkan, maka defisit anggaran menjadi 3,83%, dan ini akan membuat stabilitas makro terganggu, sehingga arus modal keluar," ujar Chatib Basri di Gedung DPR, Senin (17/6/2013).
Chatib Basri menegaskan, apabila kondisi ini terjadi, maka dampaknya adalah stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terganggu. "Hal ini tentu berbahaya, rupiah bisa jatuh dan berpengaruh pada penciptaan lapangan kerja," katanya.
Pemerintah tidak ragu-ragu lagi
menaikkan harga BBM subsidi. Namun pemerintah juga telah menyiapkan program
kompensasi menangani dampak kenaikan harga BBM subsidi. Paket kompensasi ini
termasuk Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebesar Rp 150 ribu/bulan
selama 4 bulan yang akan diberikan kepada 15,5 juta keluarga miskin, sebagai
jaring pengaman sosial.
Pemerintah tinggal menunggu
paket kompensasi ini digedok dalam RAPBN Perubahan (RAPBN-P) 2013 yang pada Senin
malam (17/6), seperti diketahui telah disahkan oleh sidang paripurna DPR RI
meskipun melalui voting. "Kenaikan
BBM harus ada kompensasinya dan program kompensasi itu sudah kita siapkan. Ada
alokasi untuk penduduk miskin dan Rp 6 triliun untuk infrastruktur dasar
sehingga ada anggaran yang pro penduduk miskin," pungkas Chatib Basri. **(www.jatengprov.go.id-sjy)
No comments:
Post a Comment